Hijabers Kok Pacaran??
Saat selesai shalat Ashar, para jema'ah bergiliran pulang ke
rumah mereka masing-masing. Begitu pula Hani yang hendak pulang ke rumah. Tapi,
Rika masih ingin tinggal di mesjid untuk sekadar tadarrus. Jadi, Hani pulang
sendirian ke rumahnya. Dengan langkah gemulai sambil memegang mukenahnya
tersebut, Hani melintas sepanjang jalan ke rumahnya.
Karena
kurang hati-hati, kaki Hani tersandung pada lubang jalan yang membuatnya jatuh
di jalanan. Seorang pemuda yang melihat Hani terjatuh langsung menolongnya.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Riza khawatir.
"Aku
tidak apa-apa, hanya saja lututku sedikit sakit" gerutu Hani. "Mari
aku angkat" tawar Riza.
"Oh
jangan! Aku bisa sendiri kok" cetus Hani.
Riza dan Hani duduk berdua di warung pinggir jalan tak jauh
dari tempat Hani jatuh. Saat itu pula Riza mengajak Hani kenalan.
"Namaku Riza,
kamu?" tanya Riza sambil menatap wajah Hani dengan serius. "Namaku
Hani" jawab Hani
"Senang
bertemu dengan kamu. Boleh aku minta nomor HP kamu? Kita boleh ngobrol lebih
jauh kan?" pinta Riza.
Awalnya
Hani merasa bingung apakah dia beri nomor HPnya kepada Riza atau tidak. Tapi
prediksi Hani, Riza merupakan laki-laki yang baik dan sopan.
"081234567890"
kata Hani.
Hani minta pamit dengan alasan takut dimarahi ayahnya karena
pulang terlambat. Hani pun pergi meninggalkan Riza yang memainkan gadget
kerennya. Sesekali Hani menoleh ke belakang melihat Riza dengan raut muka
ceria. Saat itu pula hijabers cantik itu merasakan jatuh cinta kepada Riza.
Malamnya, Hani
menuliskan sepenggal kata-kata untuk menggambarkan perasaannya kepada Riza,
"Dear Diary, Hatiku telah
dikuasai oleh pesonamu
Kebaikam dan ketampanganmu menusuk
kalbu bagai anak panah
Aku tak pernah merasa seperti ini
Hatiku menggila saat di dekatmu,
wahai Riza
Semoga rasa ini bisa terbalas
olehmu.."
Keesokan harinya, HP Hani berbunyi. Ada sebuah SMS masuk.
Ternyata itu adalah SMS dari Riza.
"Assalamu
Alaikum cantik, ini Riza" SMS Riza.
"Wa'alaikum
Salam, kabar baik" balas Hani.
Lama-kelamaan
mereka tak berhenti berbalas SMS, Riza merasa senang bila membaca SMS dari
Hani, begitu juga Hani yang tak henti senyum geli dalam kamarnya. Di tengah
keseruan SMSan, saat itu Hani mengirim sebuah pesan. Selama 10 menit pesan itu
belum dibalas jua, hati Hani pun sedih. Hani memutuskan keluar dari rumahnya
menemui Rika yang ada di rumahnya.
Saat dia hendak pergi dan baru ingin mengenakan sandalnya,
ternyata Rika sudah datang duluan. Rika menyapat Hani yang masih sibuk memakai
sandal. Hani mempersilahkan Rika masuk ke rumahnya, Rika hanya mengangguk.
Tujuan Rika ke rumah Hani hanya ingin belajar matematika bersama. Pasalnya Rika
kurang mengerti dengan pelajaran matematika. Kebetulan Hani adalah orang yang
jago matematika. Mereka belajar di dalam kamar Hani. Ibu Hani tak lupa
menyiapkan makanan untuk tamunya.
Riza masih keliling mencari penjual pulsa, itulah mengapa
dia tak membalas SMS dari Hani. Tadinya Riza ingin sekali mengungkapkan isi
hatinya kepada Hani, tapi dia merasa belum waktunya. Lama mencari, akhirnya dia
menemukan penjual pulsa. Dia turun dari motornya, dan langsung membeli pulsa.
Setelah selesai membeli pulsa, Riza langsung mengirim SMS ke Hani yang sedang
serius belajar.
"Oh gampang, kamu langsung kali saja √3 dengan akar √2,
jadi hasilnya..." ajar Hani tapi terpotong karena HPnya bunyi.
"Hasilnya
berapa Han?" tanya Rika penasaran.
"Tunggu
dulu yah! Ada SMS masuk, kamu kerja soal yang lain dulu yah!"
Saat membaca SMS itu dari Riza, Hani langsung berterik
girang.
"Aahh...!!" teriak Hani kegirangan.
"Astagfirullah
nak, kamu kenapa? Tidak baik perempuan berjilbab berteriak seperti itu"
jelas ibu Hani yang tiba-tiba masuk.
"Oh maaf ibu" jawab Hani.
"SMS siapa sih?" tanya Rika sambil
meletakkan pulpennya.
"Bukan
siapa-siapa kok, tunggu dulu yah aku balas SMS!" jawab Hani.
Ibu
Hani dan Rika langsung percaya apa yang dikatakan Hani.
Seminggu telah berlalu, rasa cinta Hani kepada Riza kian
menggebu-gebu, tak bisa tertahan bisa memikirkam Riza. Karena sering SMSan
dengan Riza, Hani mulai lupa shalat terutama shalat Subuh dan Isya. Hani tak
shalat Subuh karena terlalu mengantuk dikarenakan begadang hanya untuk SMSan
dengan Riza. Begitu pula shalat Isya, Hani hanya fokus membalas SMS Riza tanpa
membalas panggilan Allah. Ayahnya masih belu mengetahui hal tersebut. Karena
dikira Hani Shalat sendiri dalam kamarnya.
Sore itu seperti biasa, Rika datang ke rumah Hani dengan
menggunakan jilbab biru dan rok bermotif bunga-bunga. Kali ini dia membawa
laptop karena ingin facebook-an setelah belajar. Mereka selalu belajar di dalam
kamar Hani. Belajar pun dimulai. "Hani, tadi malam saya dapat soal susah
sekali" cetus Rika sambil mencari soal yang dianggapnya susah. "Yang
mana?" tanya Hani. "Oh ini, caranya bagaimana?" tanya Rika
sambil menggerakkan pulpennya. "Caranya begini, 2 log 4 + 2
log 3 – 2 log 6 sama dengan
2 log 2, hasilnya 1"
“Kamu
pintar banget!" puji Rika.
Tiba-tiba HP Hani berbunyi pertanda ada SMS. Ternyata itu
dari Riza.
"Dear Hani, Sayangku...
Sudah lama aku mengagumi sosokmu
Engkau amat lembut dan gemulai
Tubuhmu engkau hiasa pakaian
tertutup
Membuat hatiku berdebar bila
meningatmu
Kata-kata ini ingin lama ku
sampaikan
Tapi sering terkendala waktu
Oleh karena itu, aku sampaikan
Maukah kau menjadi pacarku?"
Hani senyum girang, dan langsung membalas SMS
dari Riza.
"Ya,
aku mau menjadi pacarmu" jawab Hani.
Setelah mengetik jawaban untuk Riza, Hani langsung loncat
kegirangan. Hal itu membuat Rika terus-terusan curiga kepada Hani. Sejam
setelah belajar, Rika aktifkan laptopnya untuk facebook-an. Saat di halaman
utama facebook, dia ketik email dan passwordnya dan mengetik enter. Di beranda
facebook, Rika melihat ada sebuah pesan yang belum terbaca. Dia pun membuka
pesan itu, ternyata itu dari Riza. Ternyata Riza itu mantan dari Rika yang
putus sebulan yang lalu.
"Hahaha.. Rika,
Rika Gampang sekali engkau menjadi pacarku dulu. Sekarang kita putus deh,
jangan nangis yah..!" ejek Riza.
"Kamu
kenapa Rika, kok kamu rasanya ingin menangis" tanya Hani.
Hani
hanya menatap raut muka Rika yang sedih. Dia tak sempat menatap layar laptop
itu. Ada SMS dari Riza mengajak Hani ketemua di taman dekat sekolah SD besok
sore. Hani mengiyakannya, karena tak mau berpacaran jarak jauh.
Keesokan harinya, Hani duduk di taman menanti kedatangan
Riza. Dari arah belakang, Riza menutupi matanya dan menyuruh Riza menebak siapa
dia. Tebakan Hani benar, itu adalah Riza. Riza duduk di dekat Hani tanpa rasa
canggung. Mereka saling menanyakan keadaaan dan sekarang sedang sibuk apa.
Pertemuan yang tak lebih dari sejam itu membuat Hani makin jatuh cinta kepada
Riza.
Kakak Hani yang bernama Ilham sedang mencari novel milik
temannya. Dia mengira Hani yang kemarin membacanya. Di meja belajar, Ilham
berupaya mencari novel itu. Ternyata novel itu bertumpuk di bawah diary Hani.
Saat Ilham menarik novelnya, diary Hani terjatuh ke lantai. Akibatnya, diary
itu terbuka. Dari kejauhan Ilham melihat ada tulisan, "I Love You"
dalam diary Hani. Ilham pun membaca lembar per lembar diary itu. Dia kaget
membaca diary itu. Saat itulah Ilham orang pertama yang mengetahui Hani pacaran
dengan pria yang bernama Riza. Ilham marah besar, sampai-sampai membuang diary
itu.
Hani pulang dengan senyum girang dan langsung masuk ke kamarnya.
"Kakak
cari novel kan" tebak Hani polos.
"Tidak! Aku sedang mencari pacarmu!"
bentak Ilham.
"Pacar
apa kak?" jawab Hani.
"Yang
bernama Riza itu" cetus Ilham.
Seketika Hani kaget
karena kakaknya sudah mengetahui dirinya tengah berpacaran. Di luar kamar, ayah
dan ibu mendengar perdebatan anak mereka. Ibu dan bapak memutuskan masuk ke
dalam kamar Hani. Saat masuk, ibu langsung memeluk Hani yang menangis karena
dibentak kakaknya.
"Kamu
kenapa nak? Ilham! ada apa dengan adikmu?" tanya ibu khawatir.
"Tanya
saja bu ke Hani!" jawab Ilham.
"Ada
apa ini? Maaf saya lancang masuk ke rumah kalian karena mendengar orang yang
berdebat" potong Rika yang tiba-tiba datang.
"Pak!
Bu! Hani ini pacaran dengan seorang pria yang bernama Riza" terang Ilham.
"Riza? Dia itu kan mantan aku. Aku
menyesal dulu pacaran dengan dia. Riza itu laki-laki yang hanya manis dimulut.
Selain kamu, masing ada jutaan pacar dia" tandas Rika.
Akhirnya Hani menyeseli perbuatannya itu, dia pun kembali ke
Hani yang dulu, Hani yang rajin shalat serta menjaga hawa nafsunya. Sejak saat
itu pula komunikasinya ke Riza tidak pernah lagi.
Comments
Post a Comment