Seven Days Queen, Drama yang Penuh Air Mata
Annyeong Haseyo, syukurlah drama ini telah berakhir. Jadi,
aku tak terharu lagi setiap adegan demi adegan dalam drama tersebut yang
menguras air mata dan juga tak lagi membaca ribuan tweet yang curhat di media
sosial mengenai drama Seven Days Queen yang sungguh menyayat hati. Dari
Menyayat hatinya itu yang membuat air mata terkuras. Para pemain yang menangis,
eh penonton juga larut dalam tangisannya.
Sejak
kemunculannya pertama kali pada tanggal 31 Mei 2017, drama ini sudah menyita
perhatian pecinta drama Korea termasuk aku. Tiap hari, aku hanya menunggu
datangnya hari rabu dan kamis di mana drama ini ditayangkan pada hari tersebut.
dibandingkan dengan rivalnya yang sesama drama Saeguk yakni Ruler: Master Of
the Mask aku lebih menyukai drama ini karena chemistry para pemainnya
mampu membuat para penonton terenyuh dan terbawa suasana.bahkan, dalam sebuah
portal berita yang aku baca, menyebutkan bahwa netizen pecinta Korea beralih ke
drama ini karena dianggap lebih menarik dibandingkan Ruler: Master of the Mask.
Aku pun sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Pertama kali
mengetahui drama ini dari sebuah post di facebook oleh salah satu teman
facebook aku yang juga pecinta drama Korea. Dia menceritakan secara singkat dan juga kala
itu dia berspekulasi bahwa drama tersebut akan penuh dengan air mata. Aku lihat
posternya dan berusaha googling untuk mencari info mengenai drama tersebut.
Sejak saat itulah, aku sangat tertarik untuk menonton drama tersebut. Padahal
post teman facebook saya tersebut juga memuat mengenai drama terbaru yang
berjudul My Sassy Girl. Namun, aku kurang suka dengan posternya, maka dari itu
aku tidak tertarik untuk mendownloadnya. Perhatianku hanya tertuju kepada Seven
Days Queen.
Di awal episode yang membahas masa remaja sang pemeran
utama walaupun sedikit itulah yang membuat aku kian tertarik mengikuti drama
tersebut. Pasalnya adegan lucu saat pertemuan
pertama Shin Chae Gyung dan Pangeran Jinseong menyita perhatianku. Sejak
pertemuan tersebut, mereka terus bertemu dan akhirnya dijodohkan oleh keluarga
mereka. Awalnya Pangeran Jinseong menolak, tapi melihat keunikan dan ketulusan
yang dimiliki Shin Chae Gyung yang membuatnya jatuh cinta hingga mau
menikahinya. Bahkan, Pangeran Jinseong menyatakan rasa tertariknya dengan Chae
Gyung sambil menggendong Chae Gyung di pundaknya dan berjalan menyusuri sungai.
Adegan romantisnya
hanya sekejab, ujian cinta mereka berdua mulai terjadi. Puncaknya saat Pangeran
Jinseong dinyatakan meninggal. Semua keluarga kerajaan terkejut mendengar kabar
tersebut. Sementara Chae Gyung menangisi Pangeran Jinseong yang terbujur kaku
di hadapannya. Sebelum meninggal, Pangeran Jinseong berpesan kepada Chae Gyung
untuk setia menunggunya. Kini, harapan tersebut pupus. Chae Gyung merasa seperti orang gila 5 tahun
terakhir. Dia sering berkhayal dan berangan-angan Pangeran Jinseong ada di
sekitarnya. Bahkan dia lebih memilih menikah dengan hantu.
Ceritanya kian seru saat Pangeran Jinseong kembali muncul
dan berambisi menjadi seorang raja dengan menghancurkan raja Yeonsangun yang
tiran. Untuk itu dia mulai melancarkan siasat agar memeroleh banyak dukungan,
salah satunya dengan menikahi Chae Gyung. Sebenarnya, saat pertama bertemu di
sebuah rumah penginapan, Chae Gyung sudah menyadari kalau yang dia lihat adalah
orang yang menyatakan cintanya 5 tahun yang lalu. Akan tetapi, demi melindungi
Chae Gyung, Pangeran Jinseong bertingkah seakan tidak mengenalnya. Padahal,
Pangeran Jinseong merasa sangat sesak setiap kali bertemu dengan Chae Gyung
selalu saja berbohong.
Setelah menikah pun, Pangeran Jinseong masih saja
berbohong. Akan tetapi, tiba suatu saat dimana Chae Gyung dan Pangeran Jinseong
ingin pergi ke pedesaan dan meninggalkan ambisi Pangeran Jinseong untuk menjadi
raja. Di tengah perjalanan, mereka kembali setelah mendengar kabar bahwa semua
gerbang utama ditutup. Dia merasa ada sesuatu yang terjadi dengan temannya.
Dugaannya tepat, Seo Noh mengaku kepada raja bahwa dialah pemimpin kelompok Istri
Siput yang selalu membantu rakyat yang kesusahan akibat kekecaman raja.
Mereka berdua terlambat, saat ada di tempat eksekusi, Seo
Noh telah terbujur kaki bercucuran darah. Semua temannya seakan tak percaya
dengan semua itu. Orang yang selalu setia dan selalu ada untuk Pangeran kini
telah tiada. Ini juga menjadi momen mengharukan bagi Yoon Myeong Hee yang
ternyata baru menyadari kalau dia mencintai Seo Noh. Sebelum akhir hayatnya,
Seo Noh menyuruh Myeong Hee untuk bisa tersenyum sekali saja, karena seumur
hidupnya Myeong Hee hanya dipenuhi rasa dendam.
Sebenarnya, aku kagum dengan sosok Seo Noh dan Myeong
Hee. Keduanya merupakan orang yang mempengaruhi kebijakan atau langkah yang
akan ditempuh pangeran Jinseong. Kedua sosok ini bahkan rela berkorban hanya
untuk menjadikan Pangeran Jinseong sebagai raja yang adil terhadap rakyat dan
menciptakan era baru Joseon yang penuh rasa damai.
Pangeran Jinseong kian murka, untuk itu dia mulai
menyiapkan strategi untuk memberontak menurunkan raja. Bahkan dia ikut andil
dalam pemberontakan. Nyatanya dalam sejarah aslinya, Pangeran Jinseong tidak
ikut bagian dalam pemberontakan penurunan raja. Dia berada di rumahnya bersama
istri tercintanya yakni Lady Shin. Bahkan, waktu itu Pangeran Jinseong hendak
bunuh diri saat pasukan pemberontak mengelilingi rumahnya yang dia kira berasal
dari pasukan kerajaan yang menuruti perintah raja untuk menyerang Pangeran
Jinseong. Spekulasinya salah, mereka adalah pasukan yang menjemput Pangeran
Jinseong untuk bisa berjalan menuju ke tahta raja setelah Yeonsangun
ditakhlukkan.
Pada bagian akhir drama, aku menemukan beberapa adegan
yang tidak sesuai dengan sejarah aslinya. Misalnya, dalam sejarah aslinya Raja
Yeonsangun dibunuh beserta istri dan anaknya, bahkan, keluarga istrinya.
Mungkin karena kasihan tidak mau melihat Lee Dong Goon dibunuh, maka dari pihak
penyusun drama hanya memberinya hukuman penurunan status menjadi seorang
pangeran dan diasingkan terpisah bersama istri dan ketiga anaknya.
Entah mengapa, banyak yang suka dengan akting apik yang
dibawakan Lee Dong Goon dalam drama ini. Mungkin karena pertama kalinya
memerankan tokoh sebagai sosok yang antagonis. Bahkan, beberapa temanku care
terhadap sosok raja Yeonsangun yang tidak memeroleh perhatian lebih dari raja
Seonjong, raja sebelum Yeonsangun. Penyebab lainnya yakni ibunya, adalah
seorang ratu yang diturunkan karena terlalu cemburu melihat raja bersama dengan
selirnya. Akhirnya, setelah kejadian itu Yeonsangun tumbuh menjadi Putra
Mahkota bahkan setelah menjadi raja yang temperamental dan penuh rasa dendam.
Alhasil, dia menyiksa bahkan membunuh semua orang yang terlibat dalam penurunan
ibunya sebagai ratu.
Dari awal
cerita, pasti semua orang akan mengira bahwa ceritanya akan Sad Ending.
Tapi, di luar dugaan akan berakhir dengan Happy Ending tapi nyeseknya
minta ampun. Bagaimana tidak? Setelah Chae Gyung diselamatkan oleh suaminya
sendiri dari eksekusi mati, dia mendapat berbagai tekanan batin dari pihak
istana yang menginginkan dirinya untuk dihukum karena terlibat dalam pelarian
Pangeran Yeonsangun (Lee Yung) dari tempat pengasingan. Padahal itu hanya
strategi untuk menjebatnya dalam berbagai intrik buruk di dalam istana.
Jalan yang
ditempuh yakni membiarkan Chae Gyung keluar istana, bahkan Chae Gyung menuntut
cerai kepada Raja Jungjong (Lee Yeok). Menjelan 2 episode terakhir memang
puncak dari kisah menyedihkan antara mereka berdua. Walau lama tak bersama,
mereka saling mengirim surat. Ada sebuah kata-kata dari Chae Gyung yang sarat
akan makna, “Jadi jaga kamu agar tetap hidup dengan cara apa pun yang
mungkin ,kenyamanan terbesar yang bisa kita berikan satu sama lain adalah bahwa
kita hidup. Jika kita tetap sehat dan hidup dalam waktu yang lama, itu akan
menjadi bukti bahwa kita saling mencintai” Ucapan tersebut dibalas oleh Lee
Yeok, “Jika aku tinggal selama satu tahun, itu berarti aku mencinaimu selama
setahun. Jika aku hidup selama 10 tahun, maka aku cintai selama 10 tahun. Jika
aku berumur 100 tahun, Apakah itu berarti aku mencintaimu selama 100 tahun?
Kita tidak harus bersama, tapi jika kita saling mencintai, tetap hidup terus,
adalah bukti bahwa kita saling mencintai.”
Drama ini pun
telah berakhir dengan rating yang cukup tinggi, bahkan tertinggi dari episode
sebelumnya. Mengenai rating memang Seven Days Queen masih kalah dengan
saingannya yang tayang rabu-kamis, tapi mengenai kualitas para pemainnya yang
membuat kita merasakan apa yang diadegankannya. Terima kasih atas kisah hidup
Lee Yeok dan Shin Chae Gyung. Banyak pelajaran hidup dan cinta yang bermakna
dari kisah kalian berdua. Terima kasih pula atas pengorbanan Seo Noh dan Myeong
Hee. Untuk Lee Yung
aku doakan saja semoga tenang di alam sana. Oke, sampai jumpa di drama saeguk
berikutnya!
Comments
Post a Comment