Review Drama It's Okay to not Be Okay : Gambaran Hidup Berbalut Dongeng Animasi

Sumber Gambar :  Instagram/soohyun_k216

Kali ini kita akan bahas drama yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan. Di tiap episodenya selalu menyugukan adegan yang kadang membuat sedih, tertawa ngakak, marah, deg-degan, pokoknya macam-macam deh perasaan saat menonton drama ini. Bisa dibilang, ini drama ongoing pertama yang paling antusias saya ikuti. di hari penayangannya selalu menonton drama ini, selain itu terkadang membuka Youtube untuk melihat behind the scene atau sekadar membaca fakta-fakta menarik mengenai para pemainnya. Bahkan lebih menariknya lagi selalu trending topic di Twitter, ini tentunya membuktikan bahwa drama ini emmang sangat populer di berbagai belahan dunia.

Ada beberapa hal yang menarik dari drama ini, pertama pas di awal episode saya mau memberikan sejuta jempol untuk animasinya. Keren banget! Memang drama ini dibaluti dengan animasi yang keren yah istilahnya eye catching banget. Selain itu, drama ini juga menggambarkan realita kehidupan yang real banget. Namun, yang paling menyentuh adalah ketika hidup kita, apa yang kita miliki adalah hanya untuk milik orang lain. Seperti kisah Kang Tae yang berjuang menjaga kakaknya yang mengidap Autisme. Akibatnya, dia korbankan kehidupan dan kebahagiannya untuk menjaga kakaknya (Sang Tae). Itu juga menjadi amanah dari mendiang ibunya yang sebenarnya menjadi misteri dalam drama ini mengapa dia bisa dibunuh oleh seseorang yang memakai bros kupu-kupu. 

Satu hal lagi yang membuat drama ini menarik karena chemistry para pemainnya, gila out standing banget! Pokoknya speachless dibuatnya. Apalagi kalau ada adegan nangis-nangis, auto menonton dibuat menangis juga. Terbukti di salah satu epsiode yang menampilkan adegan di rumah sakit, Sang Tae berteriak kepada seluruh orang yang ada di situ bahwa Sang-tae ingin dibunuh oleh adiknya sendiri yakni Kang-tae. Mungkin ini awal episode yang paling menguras air mata karena akan seterusnya di epsiode berikutnya.

Namun, tak selamanya drama ini membuat kita sedih. Layaknya menaiki roller-coster kita akan dibawah kepada suasana emosi yang naik turun. Terkadang marah banget, sedih, dan bahagia. Kalau bagian bahagianya mungkin di ending yah, ending termanis yang pernah saya lihat. Apalagi pas Sang tae bilang bahwa “Kang tae adalah milik Kang tae”. itu adalah kalimat singkat yang sarat sekali maknanya. Bagaimana kita bisa hidup untuk hidup kita sendiri tanpa menjadi bayangan orang lain denngan menyerahkan jiwa kita kepada orang lain. Ini sih jadi point moral pertama yang paling saya suka dari drama ini.

selain pemeran utamanya yang menarik untuk digali karakternya, ternyata figurannya juga menarik untuk dibahas. Nah, saya akan bahas beberapa karakter figuran yang menarik bagi saya. Figuran ini tidak termasuk di rusa yahh, si perusak suasana romantis. Hahaha... Pertama, tentunya Kwon Gi-Do. Serius, siapa di dunia yang ingin menjadi anak yang tak diakui oleh orang tuanya? Tidak ada kan? Ini yang dialami Kwon Gi Do, dimana dia memiliki kekurangan sehingga orang tuanya tidak mengakuinya sebagai anaknya. Namun, ada episode yang menampilkan dia melepaskan segala uneg-unegnya di depan umum. Kedua adalah pemeran pembantu, yakni Jo Jae Su dan Lee Sang In. Kedua orang ini adalah tipe sahabat yang sangat ideal, terutama Jo Jaee Su yang selalu mengikuti Moon bersaudara kemana pun mereka pergi. Kadang susah dan senang selalu bersama. Di sisi lain, walaupun Lee Sang In otak bisnisnya sangatlah kental, namun beberapa episode menampilkan sisi hangatnya (mungkin tidak untuk Yoo Seuang Jae).

Mungkin itu reviewnya, mohon maaf kalau mengandung spoiler. Akhir pekan ini adalah akhir pekan pertama tanpa drama ini, berharap banget ada seeason 2 nya. Terima kasih kepada sahabatku Illa (sesama Jurusan Geofisika Unhas) yang menjadi kawan bebragi review. Pokonya keren banget dehh drama ini, sangat patut kalian ambil sisi positifnya. Kalau pesna moral yang paling berkesan bagi diri saya adalah bagaimana diri kita akan siap menghadapi trauma di masa lalu. Intinya, beranikan diri untuk melangkah ke depan, belajar untuk lepas dari segala belenggu yang ada. Live must go on. Jika hanya meratapi nasib trauma maka kita akan tertinggal dari orang lain, untuk itu kita perlukan orang yang siap untuk menerima kekurangan kita. Orang yang selalu mendengarkan keluh kesah dan mencari solusi bersama. Terima kasih kasih penulis drama ini, sutradaranya, tak ketinggalan animatornya keren bangettt. Nilai pribadi untuk drama ini 9,5/10.

 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kunci Jawaban OSk Kebumian 2016

Soal Sejarah Tentang Peradaban India bagian 1

Seven Days Queen, Drama yang Penuh Air Mata