Edisi menjawab pertanyaan Dewi Anggita Putri
Assalamu’Alaikum
Warohmatullahi Wabarokatu
Alhamdulillah,
setelah sebulan vakum dari dunia blog, akhirnya aku bisa bercuit kembali di
blog yang sederhana ini. Oke, beberapa hari yang lalu ada teman SMA aku dulu
yang mengirim list pertanyaan yang dia ajukan kepadaku. Pertanyaannya panjang
sekali dan ada 10 nomor, hampir mirip soal ulangan sih. Intinya, dia ingin
mencari tahu bagaimana cara aku belajar dan memahami pelajaran.
Hal
pertama yang ingin aku tekankan adalah semua orang memiliki gaya belajarnya
masing-masing, aku pernah mengikuti pelatihan Balance setiap hari sabtu selama
5 minggu di Universitas Hasanuddin. Dari penjelasan yang dibawakan instruktur,
dikemukakan berbagai jenis gaya belajar efektif terutama untuk mahasiswa.
Sekadar info, aku adalah tipe konverger.
Oke
baiklah, bukannya sombong dan sok menasehati, namun aku hanya berbagi
pengalaman dan semoga saja menjadi sebuah inspirasi untuk yang membacanya. Saat
SMA, aku selalu juara umum kelas, bahkan juara umum 3 UN di SMA. Semua itu
pasti memiliki sebab mengapa hal tersebut bisa terjadi, kuncinya adalah
belajar.
Sebenarnya,
ada 3 hal utama tertib dalam diriku, tertib ibadah, tertib belajar, dan tertib
organisasi. Semua itu harus sinkron
dan berjalan. Kita boleh hanya fokus pada organisasi hingga lupa belajar
akademik dan ibadah, kita juga tidak boleh hanya fokus untuk belajar hingga
lupa organisasi dan ibadah. Ketiga komponen ini sangat penting bagiku hingga
aku selalu mengingatnya setiap saat dan menanamkan erat dalam jiwaku.
Jadi,
langkah pertama untuk belajar adalah niat. Aku selalu menyampaikan kepada
temanku untuk bisa memperbaiki niat dalam belajar. Bagiku, niat memengaruhi
tujuan kita. Jika dari awal niat kita buruk, maka hasilnya juga akan buruk.
Percayalah, semua yang telah terjadi itu adalah akibat dari satu langkah kecil
yang telah kita tempuh. Untuk belajar, itu juga harus berkesinambungan. Tidak
ada di dunia ini yang instan yang jika hanya melakukannya sekali langsung bisa.
Semua itu butuh proses, dan setiap proses harus step by step. Jadi, jika ditanya langkah awal untuk belajar adalah
niat dan usaha.
Semenjak
SMA memang aku selalu belajar subuh karena mudah sekali masuk ke dalam otakku.
Namun, semenjak kuliah, tidak ada lagi waktu untuk belajar subuh karena harus
bersiap untuk ke kampus. Oh iyah, biasanya aku bangun tidur sebelum azan subuh,
dan mestilah setiap pelajar atau mahasiswa pasti setiap hari belajar. Belajar
tak hanya memegang buku dan pena, namun saat memegang HP pun juga bisa belajar.
Waktu belajarku pun relatif, biasanya 4-5 jam untuk di rumah. Untuk sekarang
hanya sekali belajar, yakni di malam hari.
Mengenai
pertanyaan untuk menghilangkan grogi dan kurang percaya diri aku menjawabnya
dengan semampuku karena aku bukanlah seorang yang ahli di bidangnya. Setiap manusia
pasti pernah mengalami kedua hal tersebut, termasuk aku. Kalian tahu, penyebab
prestasiku down saat SMP adalah
karena rasa kurang percaya diri yang mendarah daging dalam diriku. Namun,
setelah muncul sebuah motivasi dari dalam diriku dan bantuan dari teman dekat,
maka aku berusaha mengubahnya semenjak masuk di tingkatan SMA.
Sebenarnya
untuk menghilangkan rasa kurang percaya diri itu timbul dari dalam diri. Rasa kurang
percaya diri itu timbul dari dalam diri dan hanya diri kita yang mampu
mencegahnya. Untuk itu, kuasailah dirimu dan jangan mau dikuasai oleh orang
lain agar bisa tampil dalam berbagai momen indah dalam dirimu. Jangan sampai
rasa kurang percaya diri dan grogi menghantui dirimu dan membuatmu jauh dari
prestasi dan potensi yang kalian miliki.
Thanks inspirasinya
ReplyDelete