Bahaya orang yang gemar memburuk-burukan nama orang lain
“Tak kan masuk surga siapa pun yang gemar memburuk-burukan nama orang lain”.(HR. Abu Dawud)
.
. َ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. الاحزاب: 58
Orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. Al-Ahzab : 58]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya sendiri”. [HR. Bukhari]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ. وَ اْلمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang Islam adalah orang yangmana orang Islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah itu adalah orang yang hijrah dari apa yang dilarang Allah”. [HR Bukhari]
Masih sama dengan tema quote sebelumnya, seorang muslim yang mengganggu kehormatan saudaranya. Alih-alih sebuah canda atau bahkan dalam bentuk perhatian. Efek buruk lainnya adalah secara tidak sadar sikap buruk ini akan mendidik lingkungan disekitarnya menjadi “latah” mengikuti. Hingga akhirnya hal buruk tersebut menjadi dianggap lazim.
Bukan begitu cara bercandaan, bukan begitu bentuk perhatian, semoga bukan itu yang dicontohkan kita kepada lingkungan sekitar. Kita bisa saja menghindari hal-hal yang berkaitan dengan dosa-dosa besar, lantas kenapa kita begitu senang dengan hal-hal buruk lainnya? Semoga berawal dari hal-hal kecil ini di dukung dengan niat dan ilmu yang benar kita bisa menyebarkan sedikit demi sedikit kebaikan, menyebarkan keteladanan.
.
. َ الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. الاحزاب: 58
Orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [QS. Al-Ahzab : 58]
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya sendiri”. [HR. Bukhari]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ. وَ اْلمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang Islam adalah orang yangmana orang Islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah itu adalah orang yang hijrah dari apa yang dilarang Allah”. [HR Bukhari]
Masih sama dengan tema quote sebelumnya, seorang muslim yang mengganggu kehormatan saudaranya. Alih-alih sebuah canda atau bahkan dalam bentuk perhatian. Efek buruk lainnya adalah secara tidak sadar sikap buruk ini akan mendidik lingkungan disekitarnya menjadi “latah” mengikuti. Hingga akhirnya hal buruk tersebut menjadi dianggap lazim.
Bukan begitu cara bercandaan, bukan begitu bentuk perhatian, semoga bukan itu yang dicontohkan kita kepada lingkungan sekitar. Kita bisa saja menghindari hal-hal yang berkaitan dengan dosa-dosa besar, lantas kenapa kita begitu senang dengan hal-hal buruk lainnya? Semoga berawal dari hal-hal kecil ini di dukung dengan niat dan ilmu yang benar kita bisa menyebarkan sedikit demi sedikit kebaikan, menyebarkan keteladanan.
Comments
Post a Comment