Kesan dalam mengikuti drama Ruler: Master of the Mask
Ruler: Master
of the Mask telah tamat pada hari kamis (13 Juli 2017) dengan 40 part/20
episode. Tentunya sebagai penikmat drama Korea, apalagi yang tipe Saeguk
memiliki kesan tersendiri dalam mengikuti drama ini hingga tamat. Awal mula aku
mengetahui drama ini karena diberitahu oleh teman, padahal saat itu sudah
tayang 8 episode. Hal yang membuat aku menarik ingin mengikuti drama ini karena
menceritakan tentang Pangeran Sado.
Pasti untuk
sebagai pecinta drama Korea atau hal-hal yang berbau Korea mengetahui siapa itu
Pangeran Sado. Ya, dia adalah putra kedua Raja Yeongjo. Aku pertama kali
mengetahui mengenai Pangeran Sado melalui sebuah film yang berjudul The
Throne (2015). Film tersebut juga tak kalah menarik karena menceritakan
bagaimana raja Yeongjo mengurung anaknya (Pangeran Sado) dalam sebuah Lumbung
beras selama 8 hari tanpa diberi makanan dan minuman. Nah, dari situlah aku
coba cek di Wikipedia, dan ternyata film tersebut diangkat dari kisah nyata.
Nah, inilah
sebenarnya yang menggerakkan hati saya untuk mengikuti drama ini, karena
penasaran dengan kisah Pangeran Sado. Kalau film kan hanya dua jam, jadi aku
berpikir kalau drama pasti membahas banyak hal. Tapi, aku dibuat penasaran lagi
dengan salah satu poster drama tersebut, dimana ada dua orang yang memakai
jubah raja lalu memegang topeng. Lalu, hal tersebut dibahas di beberapa episode
awal.
Pada episode
awal, drama ini menampilkan bagaimana seorang raja Yeongjo memakaikan topeng
kepada anaknya sejak dia lahir agar tidak diketahui oleh kelompok yang bernama Pyungsoo-hwe.
Oleh karena itu, tak sembarang orang yang mengetahui wajah asli dari Pangeran
Sado. Bahkan, jika ada yang berani mengintip untuk melihat wajah Pangeran, maka
dia tak segan untuk langsung ditebas dengan pedang.
Kehidupan Seja
(Pangeran Sado) kian tertekan karena selalu memakai topeng hingga ia dewasa.
Dia hanya bisa melepas topengnya di tempat pribadinya seperti kamar dan rumah
kaca. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencari tahu mengapa ia harus
memakai topeng, dan posisinya digantikan oleh temannya sendiri yakni Lee Sun
yang rupanya memiliki nama yang sama dengannya.
Nah, bagiku ini
adalah awal keseruan dari drama ini. Pertama, Raja Yeongjo dibunuh langsung
oleh ketua kelompok Pyungsoo yakni Dae Mok. Kedua, Dae Mok mengangkat Lee Sun
sebagai raja bonekanya yang siap mematuhi segala perintahnya demi kepentingan
kelompok Pyungsoo. Kelompok Pyungso kian tamak dengan ingin menguasai biro
percetakan uang tapi digagalkan oleh seorang ketua penjaja yang tak lain adalah
Seja.
Setelah itu,
bagiku ceritanya kurang menarik karena terlalu terbelit-belit, lagi pula waktu
yang bersamaan tayang drama baru yang berjudul Seven Days Queen di
Chanel KBS2. Semenjak ada drama ini, aku tidak terlalu serius menyaksikan
adegan demi adegan dalam drama Ruler: Master of the Mask Karena cerita Seven
Days Queen lebih menarik, bahkan mengundang tangisan karena ceritanya yang
menyayat hati. Aku kian penasaran, apa hanya aku yang terharu melihat drama
ini, maka dari itu aku cek di twitter dan hasilnya banyak nge-Tweet mengenai
cerita Seven Days Queen yang membuat mereka menangis.
Lalu, aku
kembali serius menyaksikan drama Ruler: Master of the Mask ketika Hwa Gun
diangkat menjadi ketua kelompok Pyungsoo. Nah, ini yang bagiku cukup menarik
karena Hwa Gun selama ini selalu menyelamatkan Seja dari kekejaman kakeknya,
bahkan Hwa Gun sangat tulus mencintai Seja tapi cintanya sama sekali tak
digubris. Sebenarnya cukup kasihan juga melihat Hwa Gun yang sampai akhir
episode, Seja tak pernah mengerti perasaan cintanya. Bahkan, untuk menyebut
namannya oleh Seja, Hwa Gun selalu mengingatkan namanya. Agar dia tak
memanggilnya hanya sebatas panggilan Nona.
Hwa Gun
berkorban banyak sekali untuk Seja, pertama dia menyelamatkan nyawa Seja
setelah dibuang dari atas tebing. Hwa Gun memberikannya sebuah ramuan agar dia
terkesan telah meninggal lalu Dae Mok tidak mengincarnya lagi. Kedua, dia
menjadi kelompok Pyungsoo dengan syarat agar kakeknya tidak membunuh seja, dan
yang terakhir membakar ladang bunga poppy milik kakeknya demi Seja yang ingin
menyelematkan rakyatnya dari ketergantungan dari pil Opium.
Cerita berkata
lain, sejal awal Seja hanya jatuh cinta kepada Ga Eun. Ga Eun juga merasakan
hal yang sama kepada Seja, tapi dia tak tahu kalau Chun Soo adalah Seja. Yang
dia tahu hanyalah ayahnya dieksekusi mati gara-gara Putra Mahkota, bahkan yang
membunuhnya adalah seja sendiri. Persepsi Ga Eun tersebut hancur setelah
mengetahu kebenaran yang sebenarnya, bahwa dalang dari kematian ayahnya adalah
kelompok Pyungsoo. Hal lain yang tak kalah seru dari drama ini adalah cinta
segitiga antara Seja, Ga Eun dan Lee Sun.
Saat Lee Sun
menjadi seorang raja boneka, dia mematuhi segala semua surat yang masuk dengan
melihat tanda dari kelompok Pyungsoo. Lama kelamaan, Lee Sun menjadi sangat
tamak dan ingin terus menjadi seorang raja. Dia merebut segalanya dari Seja,
bahkan wanita yang dia cintai yakni Ga Eun. Tapi, tetap saja cinta Ga Eun hanya
untuk Seja semata. Untuk itu, Lee Sun berjuang keras mendapatkan cinta Ga Eun.
Alasan kuat mengapa Ga Eun sangat membenci Lee Sun adalah karena mengira dia
adalah Putra Mahkota 5 tahun lalu yang membunuh ayahnya. Pada saat itu pula,
Lee Sun memakai topeng jadi wajah aslinya tidak terlihat oleh Ga Eun.
Jujur, dalam
menikmati drama ini, mood aku untuk serius menyaksikan kadang naik turun. Hal tersebut
karena jalan ceritanya yang terlalu ribet dan berkelok-kelok. Lagi pula, Drama
Seven Days Queen lebih menarik aku tonton daripada drama tersebut. tapi, entah
mengapa di Korea Selatan, Rating Seven Days Queen paling di bawah.
Keadaan
berbalik, di 10 episode terakhir aku merasa cerita Ruler: Master of the Mask
kian seru. Sementara Seven Days Queen jalan ceritanya itu-itu saja, mengenai
pembalasan dendam pangeran Jin Seong dan perebutan takhta. Sementara di Ruler:
Master of the Mask Seja berjuang keras mencari penawar dari kecanduang pil
opium, setelah bangkit dari kematikan setelah diberi pil opium sebanyak 3
butir. Yang tak kalah menegangkan lagi, saat Seja menyelamatkan puluhan anak
dari eksploitasi anak yang dilakukan Dae Mok untuk mempekerjakannya sebagai
pembuat pil opium. Karena cinta matinya kepada Seja, Hwa Gun rela membakar ladang
bunga poppy milik kakeknya walaupun berakhir tragis karena ditebas dengan
pedang.
Di akhir
episode, aku masih menduga-duga, apakah akan happy ending atau sad ending. Ternyata,
bisa dikatakan happy ending dan bisa dikatakan sad ending. Happy endingnya
karena si kakek tua Bangka pengacau Joseon alias Dae Mok mati karena meminum
racun, lalu Seja merebut kembali tahkta kerajaan dan menjadikan Ga Eun sebagai
Ratunya. Nah, kalau sad endingnya yakni saat Lee Sun meninggal saat dia
mengakui kesalahannya. Dia meninggalkan karena menyelamatkan Ga Eun yang ingin
ditebas pedang oleh Hyun Seok, pengawal Lee Sun saat masih menjadi raja.
Nah, lalu mari
kita bandingkan kisah drama ini dengan kehidupan nyata. Bagi saya, drama ini
hampir mirip dengan drama Moonlight Drawn By Cloud. Dalam drama drama tersebut,
Pangeran Hyomyeong atau yang gelarnya Munjo menjadi seorang raja, padahal dalam
kehidupan nyata, Munjo tidak menjadi raja, melainkan meninggal pada usia yang
masih sangat mudah yakni 21 tahun. Dia masuk sebagai daftar Putra Mahkota tanpa
Takhta bersama dengan Putra Mahkota Uigyeong, dan Putra Mahkota Sado. Sebenarnya,
dalam drama tersebut menerangkan keadaan bilamana Raja Munjo tidak meninggal
dan menjadi seorang raja. Banyak yang memprediksi bila Munjo naik takhta, maka
Joseon akan makmur karena Munjo dikenal cerdas dan pro rakyat.
Sama halnya dengan
Pangeran Sado dalam drama Ruler: Master of the Mask. Dalam kehidupan nyata
seperti yang aku jelaskan sebelumnya, dia tidak takhta karena meninggal di Lumbung
beras oleh ayahnya sendiri dan digantikan oleh anaknya Yi San yang kelak
bernama raja Jeongjo. Yi San lahir pada saat Sado masih menjadi seorang putra
mahkota, jadi dalam drama Ruler: Master of the Mask tidak dijelaskan bahwa Seja
memiliki anak saat masih putra mahkota. Bahkan baru menikah pada saat menjadi
seorang raja.
Mengenai istrinya,
dalam drama Ruler: Master of the Mask, Sado mencintai dan menikahi Han Ga Eun. Padahal,
aslinya Sado menikahi Han Jung Nok atau yang dikenal dengan nama Lady Hyegyeong.
Tapi, sekali lagi ini hanyalah sebuah drama fiksi yang bisa saja melenceng dari
aslinya. Drama ini hanya sebagai fungsi hiburan semata, jika ada yang
menganggapnya sebagai media edukasi belajar sejarah Korea, silakan! Walaupun drama
ini telah berakhir, tapi pesan dalam drama ini sangatlah dalam. Selamat kepada
Cheohna dan Ga Eun yang telah menikah, selamat pula kepada Chung Woon yang
tetap setia menjadi pengawal raja walaupun kehilangan satu mata, dan selamat
pula kepada Gon yangs setia meneruskan amanah dari Hwa Gun untuk menjaga
Cheohna. Bagi penikmat saeguk, sampai berjumpa di drama saeguk selanjutnya!
Comments
Post a Comment