Suatu Saat Nanti, Maukah kau melihat Bintang bersamaku

Pagi-pagi begini, ditambah gemuruh hujan membuatku tergugah untuk menulis tulisan ini. Entah mengapa ide ini bisa muncul dalam benakku. Padahal jujur ya, aku ini bukanlah pria yang romantis ataupun sering curhat di dunia maya. Entahlah, energi apa yang merasuki pikiranku, hingga aku mau menuankan seperangkat ide ini di blogku.

Saya adalah orang yang pemalu. Saat di sekolah, kebanyakan orang lain yang menyapaku, dan kubalas sapaannya. Jangan pernah berharap aku lewat di koridor kelas lain meskipun itu angkatanku saat banyak orang yang duduk di depan kelasnya. Bahkan, sesama keluarga pun saya masih juga pemalu.

Dari sifat pemalu itu, saya tidak pernah mengungkapkan rasa ketertarikan saya pada seorang perempuan. Mungkin karena faktor trauma saat SMP. Maka dari itu, selama SMA, saya menjaga diri untuk tidak pacaran. Rasa suka kepada seseorang ada sih, tapi tidak pernah aku ungkapkan rasa itu. Alhasil, saya lebih menyukai hidup berteman dengan banyak orang. 

Di dunia asli dan di dunia maya, aku sangatlah berbeda. Seperti yang kujelaskan tadi, di dunia asli sangatlah pemalu. Tapi, di dunia maya terkadang di situlah saya berekspresi dengan orang lain. Di dunia maya, saya hanya aktif di Facebook, Twitter, Whatsapp dan Telegram, selebihnya kalau ada akun yang mengatasnamakan saya maka itu adalah akun palsu :D

Oke, kembali pada judul. BINTANG? Kalian mungkin bertanya, ada apa dengan bintang hingga mau melihatnya bersama seseorang suatu saat nanti. Jujur ya, aku mulai menggila pasal bintang sejak nonton drama Korea yang Berjudul Jang Yeong Sil. Diceritakan dalam film tersebut, Yeong Sil adalah ilmuwan astronomi dari Joseon (sekarang Korea) yang sangat tergila-gila untuk meneliti tentang bintang. Aku juga pernah kok melakukan eksperimen mengenai bintang, yakni bintang Utara atau Polaris. Aku mencoba mengukur sudutnya, ternyata terbentuk sudut 23,5 derajat yang sesuai dengan kemiringan bumi. 

Beberala hari setelah tahun baru, Polaris bersinar sangat cerah ditambah sebuah senyuman dari bulan sabit. Ditambah lagi ribuan bintang yang bertebaran menghias di langit. Sungguh ini membuatku tergila-gila dengan bintang. Tapi, busur derajat kesayanganku hilang saat berkunjung ke Tombolo Pao, Gowa. Untungnya harganya hanya Rp.2.000,00-. Saat di Kecamatan Tombolo Pao, salah satu hal yang kurindukan adalah melihat bintang karena kan Kecamatan itu ada di puncak, jadi terkadang kalau malam bintang terhalang oleh awan mendung.

Jodoh itu sudah Qodha dari Allah, kita hanya berserah atas apa yang diberikan kepada kita dan tentunya ikhtiar untuk mendapatkan jodoh kita. Suatu saat nanti, aku akan duduk bersama wanita di teras rumahku dan bersama-sama melihat gemerlap bintang. Insya Allah. Karena bintang adalah ciptaanNya yang tiada bandingnya, manusia hanya bisa menikmati dan mensyukuri segala apa yang telah diberikanNya.

Comments

  1. wah sangat menarik nih postingannya, terima kasih gan atas inspirasinya.

    ReplyDelete
  2. Betul itu mas, jodoh udah menjadi ketetapan Allah tinggal kita mengusahakan yang terbaik. Kalau bintang kehidupan yang dimaksud adalah jodoh.

    Yakin kalau udah waktunya menikah pasti jodohnya akan segera datang.

    Lanjutkan mas karyanya.

    ReplyDelete
  3. wah kita hampir mirip, kalau ente pemalu kalau ane kemaluan yang besar

    ReplyDelete
  4. Sama-sama tentang cerita nih gan. Btw saya juga lgi tergila2 ama bintang n pengen liat berdua someone hehe samaan..

    ReplyDelete
  5. sama gan saya jg pemalu, tapi klo udah akrab dgn seseorang pasti bikin malu-maluin :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kunci Jawaban OSk Kebumian 2016

Seven Days Queen, Drama yang Penuh Air Mata

Soal Sejarah Tentang Peradaban India bagian 1