Blackout and Fullmoon Drawn By Cloud
Ini adalah inspirasi yang sekelebat muncul dalam benakku saat mengambil air wudhu. Mati lampu, ini adalah situasi yang bagi sebagian orang sangatlah menjengkelkan karena mengganggu aktivitas kita. Tidak bisa belajar, tidak bisa nonton tv, dll. Hal tersebut hanya bisa didapatkan saat situasi mati lampu.
Hari ini, saya ingin berbagi inspirasi mengenai mati lampu. Sudah 3 hari ini sering terjadi pemadaman listrik di Sulawesi Selatan, termasuk di kampungku. Rata-rata terjadi setelah shalat Magrib. Nah, inilah yang membuat semua orang jengkel. Pasalnya, malam kan gelap jadi di rumah tidak ada aktivitas apapun selain tidur, ataupun Shalat dalam keadaan gelap. Karena mati lampu pula, para ibu-ibu juga tidak bisa nenonton serial India Favorit mereka. Sehingga, setiap pagi tidak menonton film India menjadi trend di kalangan ibu-ibu tukang gosip, atau bertemu saat membeli sayur atau ikan.
Tapi, mati lampu juga bisa indah loh.. Itu terjadi karena cahaya bulan purnama. Itulah mengapa judul postingan ini kalau ditranslate adalah "Mati lampu dan Purnama yang dilukiskan oleh Awan". Cukup menarik kan judulnya? Hal ini terjadi tadi malam, saat mati lampu yang ke-3 di waktu yang sama, yakni malam hari. Tapi, ada yang sedikit berbeda dengan mati lampu sebelumnya. Indah sekali. Saat melihat bulan, aku menduga kalau bulan tersebut tidak akan bersinar terang karena terhalang oleh awan yang cukup tebal.
Akhirnya, aku memutuskan untuk berbaring pada tempat yang orang Makassar sebut Ballak-ballak. Yaitu tempat duduk yang cukup lebar, terbuat dari kayu dan bagian atasnya dipasang bambu. Kala itu, nyamuk mengusikku dengan tak henti mengeluarkan suara menggodanya. Untungnya di bagian bawahku sudah ada rak telur yang sengaja dibakar untuk mengusir nyamuk. Bisa dibilang obat nyamuk murah meriah, bukan lagi murah tapi gratis. Bulan malam kemarin memang sangatlah menggoda. Tapi masih terhalang oleh tebalnya awan. Sedikit cahaya sudah mulai menerobos celah awan yang sampai di mataku.
Saat listrik menyala, purnama terasa kurang menarik untuk dilihat. Sedangkan saat mati lampu, cahayanya seakan masuk dalam rumah warga. Cahayanya yang jatuh di seng rumah, mampu memberikan efek remang-remang. Begitu pula tadi malam, semilir angin mampu membuat awan berpindah tempat. Akhirnya, purnama dengan gagahnya tampil di langit sebagai lentera di mati lampu. Ditambah kerlap-kerlip bintang yang menjadi pelengkap. Sejurus, mendung itu menghilang. Langit masih kelihatan biru karena waktu itu baru pukul 07.00 am. Mendung tadi malam datang di kala fajar hari ini. Akhirnya pagi-pagi hujan, dan dari hujan itu membuat aku terinspirasi membuat tulisan ini. Intinya, saat hujan, air yang turun dari langit adalah sebuah inspirasi bagiku.
Mati lampu, kalau kita filosofikan itu adalah kegelapan, kehampaan. Yang menerangi rumah hanyalah lilin. Tapi, lilin suatu saat juga akan pupus dimakan api. Lalu, kalau sudah habis hanya purnamalah yang menjadi penerang gulita malam yang mati lampu. Ini sama jika saya mengatakan, apalah daya kita? Kita hanya manusia biasa. Kita cerdas, pintar dan jenius hingga membuat sesuatu yang mempermudah aktivitas kita. Tapi, kita harus menyadari bahwa apa yang kita buat terbatas dan juga memiliki tarif harga. Coba lihat lilin, itu adalah buatan manusia. Tapi seiring waktu dia menyala, pasti akan habis dimakan tamaknya api. Coba lihat bulan! Ciptaan Allah SWT sebagai pelita di malam hari. Tanpa habis dan berbayar kita bisa melihatnya dan bulan pun bisa menerangi malam yang mati lampu. Tarifnya hanya satu, yakni bersyukur atas apa yang diberikan. Belum tentu Allah akan memberikan kita sesuatu secara abadi, pasti suatu saat akan diambil OlehNya.
Mengenai purnama yang dilukis oleh awan. Bayangkan purnama adalah kita yang ingin memberikan kebaikan kepada orang lain. Tapi terhalang oleh tebalnya awan. Akhirnya awan melukiskan bentuk kita sehingga tidak jelas. Seperti awan tadi malam yang membuatku bertanya bulan apakah yang muncul malam ini karena terhalang oleh awan. Tapi, disaat kita mau berbuat kebaikan, pasti ada bantuan. Seperti purnama yang mau berbuat kebaikan namun dihalangi awan, tapi semilir angin datang membantu. Akhirnya cahaya purnama terlihat.
Sekian, semoga artikel ini menginspirasi untuk kita semua.
mantap gan, ditunggu yang lainnya
ReplyDeleteBagus gan, ijin jalan" sekalian,hehe
ReplyDeleteInspiratif ..
ReplyDeletehehehe
Nice. Pengumpamaan nya kena
ReplyDeleteGaya penulisannya saya suka bro, lanjutkan
ReplyDeletebagus ceritanya, sangat menarik :) :) inspirasi nih
ReplyDeleteIkutan jadi jurnalis kah kak ? Hehhe.... Saya juga suka buat kayak gitu. Salam admin SURGA BLOGGING
ReplyDeletethanks gan atas infonya dan sangat bermanfaat postingannya.
ReplyDeleteBagus gan.. karya nya. terutama pemilihan katanya bagus
ReplyDeleteAne suka pemikiran agan, tidak cuma melihat sesuatu dari satu sudut pandang saja. Terus berkarya gan!
ReplyDeleteArtikel yang sangat menarik,tetapi lebih menarik lagi jika diberi sedikit gambar agar pembaca tidak bosan
ReplyDeletesedia lilin sebelum padam :D
ReplyDeleteWaduhh mantap dah.. Tulisannya keren pak XD
ReplyDeleteTulisannya keren masss
ReplyDeleteTerimakasih infonya gan bermaanfaat banget bagi saya
ReplyDeletemeskipun menurut saya agak alay.. tapi.. bagus sih isinya..
ReplyDeletekeren gan ! Terkadang kita lupa bersyukur atas apa yang telah Allah SWt ciptakan untuk kita,kita justru sibuk dengan urusan duniawi hingga lupa akan ciptaan Allah SWT yg lain yg begitu mengagumkan :) Nice post
ReplyDeleteWahh.. nasihat yang bagus Anggi!
Delete