Mengapa harus menyontek jika kita bisa belajar
Pernah tidak terbesit dalam pikiran kita, mengapa teman atau orang lain menyontek?? Hal itulah yang patut dipertanyakan karena biasanya dalam satu kelas memiliki guru yang sama dan materi yang sama. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar siswa menyerap pelajaran yang diberikan guru.
Menyontek adalah kegiatan plagiat atau meniru pekerjaan orang lain dengan sengaja dan dengan maksud tujuan tertentu. Menyontek menjadi pilihan terakhir bagi siswa yang sudah kepincut memiliki nilai yang tinggi tapi minim dalam hal belajar. Artinya keinginan yang besar tapi sedikit pengorbanan.
Menyontek kebanyakan dilakukan pada saat ulangan ataupun ujian. Tujuannya yakni semata-mata mendapat nilai tinggi sampai-sampai nilai kejujuran tidak diindahkan. Padahal tujuan dari pendidikan adalah membentuk siswa yang terpelajar dan terdidik.
Terpelajar maksudnya adalah memahami pelajaran yang diberikan oleh guru sesuai dengam tuntutan kurilulum. Sedangkan, terdidik adalah memiliki sifat dan perilaku yang mulia luhur. Kedua sifat tersebut sangat dibutuhkan bagi seorang siswa.
Kembali pada pembahasan utama perihal menyontek. Bukan hanya pada saat ujian atau ulangan. Tetapi pada saat pengerjaan tugas tak jauh dari kata menyontek. Misalnya seorang guru memberikan tugas mencari jenis-jenis pembelahan sel. Terkadang ada siswa yang langsung membabi buta satu artikel penuh pada sebuah blog atau web dan tindakan ini bisa juga dikategorikan menyontek karena membuat siswa tidak kreatif dalam mengerjakan tugas. Jika memang mencari referensi usahakan mengutik sebagian saja, jangan keseluruhan.
Sesampai di sekolah perilaku menyontek terjadi lagi. Jika ada seseorang dari siswa yang setengah mati memgerjakam tugas, sebagian siswa yang lain hanya menyontek tugas teman.
Sekali lagi faktor ambisi mendapat nilai tinggi menjadi faktor itana adanya menyontek. Selain itu, kurang pengawasan guru menjadi faktor pendukung praktek merajalela di bangku sekolahan. Tentunya Indonesia butuh generasi unggul dan cerdas menuju Indonesia Emas 2045, tentunya sedari mungkin menyiapkan generasi yang cerdas dan berakhlak mulia.
Terima kasih renungannya, bisa juga menjadi PR bagi pemerintah membuat program untuk mengurangi praktek ini ada di sekolahan
ReplyDeletewah ini memang sebuah motivasi dan inspirasi..... memang benar terkadang banyak yang suka pake cara-cara yang instan tapi padahal tak memberi ilmu
ReplyDeletethanks kang infonya, ane jd pengenen mencotek lagi :v
ReplyDelete