London, Kota Modern yang indah
“Bendara
Sultan Hasanuddin, Kita sudah sampai!” Cakap Ishak dengan bahagian.
“Seumur
hidup aku belum menginjakkan kakiku di bandara ini, yuk kita masuk! Sudah tak
sabar berangkat ke London” Sambung Muaz.
Mereka berdua adalah perwakilan
Indonesia di Ajang Olimpiade Penelitian se-Internasional yang akan diadakan di
London. Mereka pergi bersama pembimbing mereka, Pak Badri. Mereka pun masuk dan
segera memesan tiket dan menunggu jadwal keberangkatan. Ternyata, mereka akan
berangkat 30 menit lagi. Mereka menunggu bersama penumpang lainny. Muaz sedari
tadi browsing terus cari info menarik seputar kota London, sementraa Ishak
hanya duduk santai sambil mendengar musik.
Lama menunggu, akhirnya mereka pun berangkat, tak lupa berdo’a semoga diberi keselamatan. Di dalam pesawat Muaz dan Ishak duduk berdekatan, sementara Pak Badri duduk di belakang mereka. Muaz masih sibuk pencet tombol HP untuk browsing tentang Kota London. Dia tidak mau dikira orang yang kampungan sesampainya di London.
Perjalan lama hingga 6 jam, semua
penumpang tertidur di tempat duduk empuk dan nyaman. Begitu pula dengan Muaz,
Ishak dan Pak Badri.
Pesawat pun mendarat di bendara
Heatrhrow, para penumpang pun dipesilahkan keluar dari pesawat. “Muaz…Ishak..
Kita sudah sampai. Yuk, kita turun!” Kata Pak Badri sambil membangungkan Muaz
dan Ishak.
Mereka keluar dari area bendara dan
diantar menuju penginapan, yakni di sebuah hotel bintang lima. Kala itu udara
sedikit dingin, membuat mereka harus memakai pakaian yang agak tebal.
Malamnya, mereka mempersiapkan
segala sesuatu untuk presentasi penelitian mereka. Mulai dari alat dan baha
sampai memperkaya kosakata bahasa Inggris mereka. Yang ditugasnya untuk bicara
adalah Muaz, sementara yang memperagakan adalah Ishak. Penelitian mereka
tentang Bioenergi dari daun mangga kering. Samapi jam 11 Muaz berupaya
memperkata kosakata, agar tidak terlihat blank di atas panggung. Membawa nama
Indonesia di ranah internasional itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat
besar. Bagaimana tidak? Transportasi, konsumsi sampai penginapan ditanggung
oleh pemrinath Indonesia. Di situlah Muaz dan Isak selalu termotivasi untuk
berupaya semaksimal mungkin.
“Az,
besok kita presentasi urutan keberapa?” Tanya Ishak dengan nada ngantuk.
“Kita
presentasi kedua setelah Jepang” Jawab Muaz yang masih serius belajar.
Akhirnya
mereka pun serius belajar dan mulai menyusun strategi agar bisa menang besok.
Kala subuh, mereka bangun tidur.
Membalas panggilan suci Allah untuk beribadah kepada-Nya. Shalat subuh bisa
membuat pikiran mereka berdua lebih jernih untuk besok. Selesai beribadah,
mereka tak lupa berdo’a agar diberikan kelacaran dalam mempresentasikan
penelitian mereka.
Tempat presentasi penelitian adalah
university of London. Dengan rapi mengenakan baju sekolah mereka dan segera
berangkat. Mereka berangkat dengan jalan kaki karena hanya berjarak 400 meter
dari penginapan sekaligus olahraga pagi. Pembimbing diharuskan hadir lebih awal
daripada peserta. Jadi pak Sidiro tidak jalan bersama mereka bedua.
Bangunan pencakar langit menjulang
tinggi. Orang London berlalu-lalan dengan sibuknya. Tak lupa mereka saling
menebar senyuman. Kendaraan pribadi yang lewat hanya sedikit. Kebanyakan dari
mereka memilih naik bus tingkat. Kami berjalan di sebuah trotoar berwarna
merah, kuning dan hijau.orang London rajin, itulah mengapa mereka dijuluki kota
terbesar di Eropa. Di ujung trotoar ada taman bung yang sangat indah. “Semoga
saja setelah presentasi bisa ke taman itu” Gumam Muaz dalam hati.
Akhirnya sampai juga di University
of London, tempat presentasi penelitian. Sesampai di sana, ternyata Jepang
sementara mempresentasikan penelitian mereka. Dengan was-was Muaz mulai
bersiap-siap. Ternyata penelitian perwakilan Jepang sangat bagus, gaya bahasa
Inggrisnya juga bagus. Muaz mulai berpikiran aneh-aneh. “Jangan sampai blank di
atas panggun” pintanya dalam hati.
“Next, please welcome to participant
from Indonesian…” Muaz dan Ishak pun dipersilahkan naik ke panggung dan
menjelaskan peneltiannya. Mereka menjelaskan dengan lugas, tetapi di
pertengahan agak sedikit blank. Untungnya bisa diatasi dan kurang berpengaru
terhadap presentasi mereka. Dengan tatapan seris mereka berbicara di depan
semua orang. Mereka pun selesai menjelaskan penelitian mereka dengan sukses.
Para dewan juri memberi mereka senyum puas.
Pemenang diumumkan nanti pada pukul
4 sore. Jadi seluruh peserta disarankan berkeliling kota London dengan naik bus
tingkat. Ditambah pemandu wisata yang siap menjelaskan tiap icon dari kota tersebut.
Muaz dan Ishak naik bus, dia duduk
berdua. Di depannya dari negara India. Di samping kirinya dari negara Australia
dan di belakangnya dari negara Jerman. Para peserta santai dan menikmati
perjalan mereka. Tempat pertama yang akan dikunjungi adalah Natural History
Museum, lama perjalanan 20 menit dari University of London. Bus berhenti di
depan museum. Semua peserta turun. Karena terlalu semangat Muaz turun dengan
terburu-buru. Akibatnya, dia menyentok peserta dari Myanmar hingga jatuh ke
jalanan. Peserta dari Myanmar marah dan menyemprotkan air yang ada di tangannya
ke muka muaz. Tiba-tiba Muaz bangun dari tidurnya akibat disirami air oleh
ibunya, ternyata dia ketiduran akibat terlalu lelah menyusun KTI. Ternyata dia
berkunjung ke London hanya mimpi, “Semoga saja mimpi itu nyata” Gumamnya dalam
hati.
Comments
Post a Comment