ETIKA BERBICARA
Di antara nikmat Allah yang agung adalah lisan
dan fungsinya. Di antara fungsi lisan adalah untuk berbicara. Maka,
menjadi sebuah keharusan seseorang beretika ketika berbicara, karena
itulah wujud nyata dari rasa syukurnya kepadaNya, Allah subhanahu wa
ta’ala. Adapun etika berbicara, antara lain yaitu,
1. Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan.
Allah berfirman, yang artinya, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS. An Nisa : 114)
2. Jangan berbicara sesuatu yang tidak berguna.
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Termasuk kebaikan Islamnya seorang hamba adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Menghindari perkataan jorok
Rasulullah- shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Seorang mukmin itu tidak pencela atau pengutuk atau keji pembicaraannya.” (HR. al-Bukhori di dalam al-Adab al-Mufrad)
4. Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba
Allah berfirman, yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat : 12)
5. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya.
6. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.
7. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok orang yang berbicara.
Allah berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok).” (QS. Al-Hujurat : 11)
(Aadaabu al-Muslim Fii al-Yaumi wa al-Lailati 24 Adaban Mutanawwi’an, Departeman Ilmiah Daarul Wathan, Riyadh)
1. Hendaknya pembicaraan selalu di dalam kebaikan.
Allah berfirman, yang artinya, “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS. An Nisa : 114)
2. Jangan berbicara sesuatu yang tidak berguna.
Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Termasuk kebaikan Islamnya seorang hamba adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
3. Menghindari perkataan jorok
Rasulullah- shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Seorang mukmin itu tidak pencela atau pengutuk atau keji pembicaraannya.” (HR. al-Bukhori di dalam al-Adab al-Mufrad)
4. Menghindari perbuatan menggunjing (ghibah) dan mengadu domba
Allah berfirman, yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat : 12)
5. Mendengarkan pembicaraan orang lain dengan baik dan tidak memotongnya.
6. Menghindari perkataan kasar, keras dan ucapan yang menyakitkan perasaan dan tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain dan kekeliruannya, karena hal tersebut dapat mengundang kebencian, permusuhan dan pertentangan.
7. Menghindari sikap mengejek, memperolok-olok orang yang berbicara.
Allah berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan), dan jangan pula wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok).” (QS. Al-Hujurat : 11)
(Aadaabu al-Muslim Fii al-Yaumi wa al-Lailati 24 Adaban Mutanawwi’an, Departeman Ilmiah Daarul Wathan, Riyadh)
Comments
Post a Comment