Jiwa pahlawan untuk Indonesia Berjaya
“….dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan”
(QS.Al-Maidah:2)
Sebagai sosok
manusia, hendaknya kita saling tolong menolong dalam hal kebaikan demi
kemaslahatan orang banyak. Banyak sekali aksi-aksi inspiratif yang berguna bagi
semua orang. Kita memberi gelar pahlawan kepada para pejuang karena kebaikan
hati dan pengorbanan jiwa raganya dalam berjuang. Sedangkan pahlawan hari ini
ialah yang mampu memberikan pertolongan kepada orang lain semata-mata hanya
mendapat balasan dari sang Ilahi Rabbi.
Banyak sekali
aksi heroik yang dilakukan banyak orang hanya untuk kepentingan individu lain
dan kepada negeri tercinta. Mereka mengabdikan diri untuk menolong sesama
manusia tanpa ada unsur pencitraan atau hanya sekadar ingin dipuji. Dari hasil
heroik itu, tercipta jutaan inspiratif atau karya yang berguna bagi negeri ini.
Setiap 10
November selalu diperingati sebagai hari pahlawan. Tentunya bukan hanya sekadar
ceremonial belaka tanpa memaknainya dalam hidup kita. Jika ditanya, siapakah
sosok pahlawan hari ini. Maka beragam jawaban mencuat, mulai dari pahlawan dari
bidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya, dan lainnya. Semuanya itu bersatu
demi kepentingan bangsa dan orang banyak. Pahlawan adalah sosok yang mau
membela orang banyak di atas kepentingan pribadi atau golangan. “...Maka
berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan”(QS.Al-Baqarah:148). Jadi,
memang siapa yang lebih cepat dalam mengerjakan kebaikan maka dia lebih baik
dari manusia lainnya dan kerenanya maka disukai oleh Allah SWT. Sebaliknya,
yang menunda-nunda dan lambat dalam mengerjakan kebaikan kurang disukai oleh
Allah SWT apalagi yang sampai tidak mengerjakan suatu kebaikan.
Banyak sekali
profesi yang menyumbang sejuta aksi kepahlawanan yang sangat memotivasi demi
kemajuan bangsa. Pertama, pemimpin yang amanah. Sesuai dengan asas demokrasi, “Pemimpin
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” maka saat menjadi penguasa di
negeri ini harus membuat segala kebijakan yang pro terhadap rakyat, bukan
sebaliknya yang hanya menyengsarakan rakyat. Pemimpin yang dipilih oleh rakyat
haruslah mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan, karena sekecil apa pun
amanah yang diberikan, pasti akan dipertanyakan di akhirat nanti, sesuai dengan
Kalamullah dalam surah An-Nisa ayat 4 yang berarti, “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya….”.
siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya, “Apakah saya dipercaya atau
tidak oleh orang yang saya pimpin?” Jika setiap orang merasa ragu kepada kita,
maka kesedihan mereka untuk mematuhi apalagi berkorban menjadi minimal. Semakin
banyak keraguan semakin tidak efektif dalam memimpin. Pemimpin yang amanah adalah
pemimpin yang selalu menguburkan aib teman kerjanya, buka untuk membeberkan aib
temannya. Pemimpin amanah harus pula bersikap adil, adil bagi dirinya sendiri
maupun kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Sesungguhnya orang-orang yang adil di siai Allah disediakan bagi mereka
mimbar-mimbar dari cahaya di sisi kanan (Allah) Yang Maha Pemurah, Maha Agung
lagi Maha Tinggi. Mereka adalah orang yang adil dalam menetapkan hukum, adil
terhadap keluarga, dan adil dalam kekuasaan." (HR.Muslim)
Setiap amanah
yang diberikan kepada kita hendaknya dipertimbangkan dengan matang, apakah
amanah tersebut dapat dilakukan dengan baik atau hanya sekadar nama yang
tertera dalam jabatan, ujung-ujungnya hanya membuat rakyat kian menderita
karena tidak adanya campur tangan pemerintah dalam menghadapi permasalahan yang
dihadapi warganya. Alangkah lebih baiknya pula, seseorang yang ingin menjadi
pemimpin yang amanah, hendaknya menjadi pemimpin yang baik pula dalam
keluarganya. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat, namun di situlah
proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian terjadi.
Pemimpin yang
amanah teramat berguna bagi kejayaan bangsa, karena pemimpin yang amanah bias
mengantarkan rakyat ke arah yang lebih baik menuju kesejahteraan sesuai yang
terkandung dalam pancasila sebagai dasar negara. Pemimpin amanah jikalau
membuat kebijakan selalu pro terhadap rakyat, dan selalu mempertimbangkan
secara matang segala kebijakan yang ingin implementasikan dalam suatu daerah
atau wilayah. Jika era modern ini, terdapat pemimpin yang amanah, maka dia
pantas disebut pahlawan masa kini yang berbakti pada nusa dan bangsa serta
agama. Mengurus rakyat bukanlah persoalan sepela semudah membalikkan telapak
tangan, tapi butuh rasa tanggungjawab terhadap apa yang dipegang. Sesungguhnya
amanah rakyat yang diserahkan kepada pejabat sungguh besar, dan sebaiknya mampu
direalisasikan dengan baik. Dari sifat amanah tersebut, suatu negeri terurus
dengan baik.
Kedua, Guru
yang bermartabak. Guru adalah orang yang paling setia dalam mengajar dan
berbagai ilmu. "Apabila meninggal dunia seorang manusia, maka terputuslah
pahala amalannya kecuali 3 perkara iaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat,
anak soleh yang mendoakannya". (Riwayat Muslim). Berbagi ilmu merupakan sesuatu
yang sangat dianjurkan dalam Islam. Menjadi seorang guru adalah sebuah pilihan
yang harus dipikirkan secara metang, guru tak hanya mengajar siswa yang bisa
dihitung dengan jari. Tapi, ratusan siswa dalam satu sekolh meminta tuk
dibagikan ilmu. Dari itulah, jam mengajar seorang guru padat dan terkadang pula
membuat stres. Banyak sekali peristiw yang terjadi saat guru memukuli siswanya,
bahkan yang lebih parahnya ada peristiwa pencabulan yang dilakukan sebagian
kecil guru yang hanya sekadar mengejar birahi seksnya.
Hal tersebut
tentu mencoreng pendidikan di Indonesia, sebuah sekolah yang seharusnya menjadi
wadah belajar siswa malah menjadi tempat penyiksaan. Problematika pendidikan
lainnya adalah pelajaran sekolah yang terlalu banyak serta sering bergantinya
kurikulum. Hal tersebut patut disayangkan. Pelajaran yang terlalu banyak
membuat siswa terkadang bosan belajar, sehingga dewasa ini banyak pelajar yang
membenci sekolah. Kurikulum yang tidak tetap juga membuat rancu dunia
pendidikan. Saat ini, di Indonesia nenerapkan dua kurikulum yang
Pendidikan di
dunia, termasuk di Indonesia, melakukan pembaharuan pendidikan dengan menengok
dan akhirnya mengambil pola pendidikan negara-negara maju. Bagaimana sebetulnya
potret sekolah di negara-negara barat? Profesor Svi Shapiro dari University Of
North Carolina meninjau kembali situasi pendidikan di Amerika dalam losing
Heart: The Moral and Spiritual Miseducation of Amerika's Children.
Ia menyaksikan sekolah-sekolah yang
bersaing keras satu sama lain demi mencapai kualitifikasi tertinggi sesuai
dengan alat ukur yang ditetapkan pemerintah; ruang-ruang kelas yang lebih mirip
pabrik untuk memproduksi sumber daya manusia yang akan dijual di pasar tenaga
kerja; guru-guru sibuk mempersiapkan, melaksanakan, dan memeriksa hasil tes
yang makin lama makin canggih.
Guru adalah
orang yang memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan akhlak terhadap
murid-muridnya. Ia mengajari cara membaca, berhitung, berpikir dan sebagainya.
Guru juga mengajarkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai akhlak yang tinggi
kepada murid-muridnya. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan saat di sekolah,
tetapi juga memberikan bimbingan saat dibutuhkan di luar sekolah.
Setiap guru pasti akan mengajarkan
kebaikan-kebaikan yang mungkin tidak didapatkan seorang anak dari orang tuanya
di rumah. Tanpa pendidikan dan bimbingannya, bisa jadi kita tidak akan
mengetahui segala yang nyata maupun yang tersembunyi di alam raya ini. Tanpa
bimbingannya pula, bisa jadi kita tidak dapat membedakan mana yang benar maupun
yang salah, mana yang dibolehkan dan mana yang dilarang. Jasa seorang guru
dalam mendidik dan mencerdaskan murid-muridnya tidaklah dapat diukur dengan
materi. Berkat jasa gurulah, seseorang menjadi terpelajar.
Dalam ajaran Islam, guru atau ulama adalah
orang yang memiliki pengetahuan luas dibandingkan dengan orang lainnya. Ia
merupakan pewaris para nabi dalam menyampaikan kebaikan kepada orang lain.
Allah SWT berfirman, "....Di antara hamba-hamba Allah yang takut
kepada-Nya hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha
Pengampun." (QS.Fatir:28). Tak heran bila guru dijuluki sebagai pahlawan
tanpa tanda saja yang hanya berharap untuk mecerdaskan anak bangsa demi
generasi muda yang cendekia yang sesuai dengan harapan bangsa.
Selanjutnya
adalah Atlet dan pelajar berperestasi. Indonesia merupakan negara yang aktif
mengirim utusannya untuk mengikuti ajang tersebsar yang dilaksanakan di luar
negeri. Hal itu semata-mata untuk meingkatkan prestasi Indonesia dan
mengharumkan nama baik Indonesia sehingga dikenal di belahan dunia manapun.
Seorang atlet haruslah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, semata-mata
berjuang dirinya dan negerinya. Alaupun dewasa ini, para atlet seakan-akan
tidak diperhatikan lagi. Misalnya, cabang sepak bola yang terus menuai konflik
tanpa ada titik terang. Hal itu tentunya menghambat perkembangan olahraga dalam
negeri. Apalagi Sea Games di Singapura, Indonesia harus mengalah di posisi
keempat perolehan medali terbanyak setelah Malaysia.
Hal
tersebut tentunya patut dipertanyakan. Ada yang salah dengan sistem managemen
olahraga di negeri ini, ataukah pemerintah seakan tak mau ambil pusing dengan
olahraga di Indonesia. Padahal, bila ditinjau lebih universal banyak sekali
bibit unggul berjiwa atlet yang ingin mengharumkan nama baik Indonesia namun
tak mendapat fasilitas yang memadai dari pemerintah. Sekali lagi, hal itu
teramat disayangkan.
Tak lama lagi,
Indonesia akan mengadakan PON 2016 di Jawa Barat. Hal itu tentunya adalah angin
segar untuk para atlet yang ingin mengembangkan bakat mereka di bidang
olahraga. DPR RI Ledia Hanifa Amaliah di Bandung mengungkapkan, “Pemerintah
berkewajiban membina bakat dan potenai atlet di masing-masing daerah. Selain
demi prestasi keolahragaan, hal itu pun penting untuk menanamkan jiwa sportifitas
di kalangan masyarakat”. Namun dia mengakui bahwa tidak banyak pemerintah
daerah yang memberi perhatian maksimal terhadap olahraga. “Padahal potensi
anak-anak muda di daerah sangat bagus. Bukan cuma (potensi) akademi, tapi di
luar itu, olahraga dan kesenian,” katanya.
Selain atlet,
yang juga mengharumkan nama bangsa di kancah internasional adalah pelajar
nerperestasi dalam bidang akademik. Sebagai negara berkembang, menjadi juara
umum dalam olimpiade Sains ataupun pemelitian se-Internasional merupakan hal
yang paling membanggakan. Karena dapat membuktikan, bhwa Indonesia adalah
negara yang peduli akan pendidikan dan pengembangan pendidikan tanah air.
Bentuk perhatian pemerintah dalam menyaring pelajar yang berperestasi dalam
bidang akdemik contohnya mengadakan event tahunan OSN (Olimpiade Sains
Nasional) yang dilaksanakan secara bertahap mulai di tingkat kabupaten samapi
tingkat provinsi. Lalu, ada pula OPSI (Olimpiade Peneliatian Siswa Indonesia)
yang merupakan wadah utnuk menyaring peneliti-peneliti muda Indonesia yang bisa
saja mengharumkan nama Indonesia.
Baru-baru ini,
pemerintah berencana untuk memberikan previllage (masuk tanpa tes) di UI bagi
mereka yang meraih juara Olimpiade Sains. Bagi penulis, ini merupakan salah
satu loncatan besar dari pemerintah untuk memberikan semacam apresiasi yang
mendalam demi kemajuan pendidikan di masa depan.
Pemberian reward dalam bentuk privallege (masuk tanpa tes di
UI atau Universitas yang lain), semestinya diimbangi dengan biaya pendidikan
yang berkaitan dengan kebutuhan pelajar ketika masuk ke perguruan tinggi,
semisal biaya kuliah, living kost, uang makan, referensi buku, fotokopi dan
kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Jadi, substansinya, pemerintah tidak hanya
sebatas memberikan privallege kepada mereka yang telah mengharumkan bangsa di
kancah Internasional. Akan tetapi, lebih dari pada itu, mereka perlu
mendapatkan beasiswa atas prestasinya yang sangat membanggakan seluruh rakyat
Indonesia.
Suatu kebanggaan tersendiri, ketika para juara Olimpiade
Sains mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari seluruh masyarakat Indonesia
atas prestasinya yang telah mengharumkan bangsa. Pemberian privallage tersebut,
semoga saja tidak hanya menjadi wacana belaka. Namun, ke depan pemerintah harus
lebih memperhatikan siswa di daerah yang mempunyai prestasi membanggakan
terhadap masa depan bangsa. Perhatian pemerintah selama ini, dalam berbagai
ajang lomba Olimpiade Sains masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan, agar
siswa-siswa yang berprestasi tersebut mendapatkan penghargaan yang setimpal
dengan prestasinya yang telah diraih.
Perhatian pemerintah
bagi juara Oimpiade Sains, diharapkan tidak hanya sebatas pada pemberian
privallage semata, karena pemberian penghargaan tersebut masih belum setimpal
dengan prestasi mereka ketika menggondol emas dan mengharumkan nama bangsa di
kancah Internasional. Perjuangan mereka tentu saja tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Mereka berjuang dengan penuh kesungguhan demi mencapai prestasi
gemilang dan cita-cita besar untuk mengembalikan citra dan kemajuan pendidikan
di masa depan. Patut saja, baik atlet dan pelajar berprestasi diberi gelar
pahlawan bangsa karena membawa harum nama Indonesia di negeri lain dan
memotivasi pelajar/atlet lain untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa.
Lalu yang patut disebut
pahlawan bangsa masa kini adalah penegak Hukum dan HAM. Hukum dan HAM adalah
dua hal yang berhubungan, tanpa hukum pelanggaran HAM hanya akan berlalu begitu
saja tanpa ada pengusutan tuntas. Indonesia merupakan negara hukum yang rakyatnya
harus patuh terhadap hukum dengan sifatnya yang mengikat. Bagi orang jujur,
hukum merupakan harga mati yang harus ditegakkan. Tanpanya, semua orang akan
berbuat sesuai kehendak hati tanpa mempertimbangkan pengaruhnya, hal itulah
yang menjadi tujuan hukum yakni menegakkan keadilan yang harus melindungi yang
benar bukan untuk melenyapkan lebenaran di muka bumi ini.
Menegakkan hukum
haruslah sepenuh hati. Menegakkan yang haq memang susah apalagi ditentang oleh
berbagai pihak yang memang tidak mengerti hukum. Indonesia yang nerupakan salah
satu negara hukum terkesan selektif. Hal tersebut diakibatkan lemahnya hukum
dan maraknya praktek KKN yang masih merajalela di bumi pertiwi ini. Hal
tersebut tentu membuat kita miris, kemanakah para pejuang hukum. Dimanakah
keadilan? Apakah sudah tenggelam di tangan kaum biadab?
Allah SWT berfirman,
"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah SWT, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allahmenghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang
fasik." (QS.Al-Maidah:49). Jadi, sebagai manusia hendaknya menegakkan
keadilan di muka bumi ini.
HAM adalah hak istimewa
yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa mulai dari seseorang lahir di dunia ini
sampai akhir hayatnya. Dari HAM tersebut, seorang individu berhak tuk hidup,
berpendidikan dan tidak untuk ditindas ataupun dijajah dengan semena-mena.
Indonesia saat ini berupaya menegakkan pelanggaran Ham masa lalu yang seakan
punah ditelang masa. Beragam kiat dilakukan, bahkan tak jarang mengundang
simpati untuk menyusut tuntas penggaran HAM yang terjadi pada masa lalu dan
sekarang. Hal ituu mungkin biasa saja tanpa ada perhatian serius dari lembaga
hukum yang bersangkutan. Jika ada figur yang menegakkan keadilan. Hukum dan HAM
maka dia adalah seorang pahlawan di bidang hukum.
Sosok pahlawan
Indonesia pada masa kini selanjutnya adalah aktivis lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah segala hal yang mencakup lingkungan tempat tinggal,
tempat bernaung dan tempat untuk melangsungkan generasi manusia. Seorang yang
memang peduli terhadap lingkungan haruslah betul-betul dihargai. Coba
bayangkan, bila tiap hari hanya udara kotor yang dihirup oleh hidung kita,
pasti kita akan merasa sesak. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan
lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan
hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan memiriskan.
Banyak sekali
permasalahan lingkungan yang dihadapi Indonesia sekarang, seperti permasalahan
air. Indonesia merupakan negara yang diapit oleh dua samudra yang membuat
Indonesia memiliki rasio laut yang tinggi. Tapi, ada saja permasalahan yang
dihadapi Indonesia terutama yang berhubungan dengan air. Misalnya, kekurangan
air bersih, kekeringan yang membuat aktivitas rumah tangga tidak berjalan
optimal, ataupun air yang terlalu banyak yang bisa menyebabkan banjir. Lalu,
permasalahan sampah. Sampah merupakan materi yang sering sekali menumpuk pada
daerah tertentu yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pencemaran bau yang
tak sedap. Hal itu tentunya mengganggu pemandangan mata apalagi di kota besar
yang memang pusat dari sampah. Terakhir adalah permasalahan hutan. Indonesia
sebagai negara paru-paru dunia mampu menyuplai kebutuhan oksigen negara lain.
Tapi, bila hutan di Indonesia rusak akibat kebakaran maka akan berpengaruh
kepada negara lain. Misalnya, kebakaran hutan yang samapi ke negera Malaysia,
Singapura bahkan ke Filipina.
Dari permasalahan
lingkungan tersebut, sudah sepatutnya dibutuhkan figur yang mengajak kepada
konservasi lingkungan demi lingkungan yang asri sebagai hadiah terindah tuk
anak cucu pada masa yang akan datang. Seorang aktivis lingkungan hidup juga
patut dijuluki pahlawan karena tanpanya, dunia takkan seindah apa yang dikira.
Kita takkan menikmati oksigen yang begitu melimpah, apalagi marak pembakaran
hutan yang melanda negeri ini. Komunitas yang bergerak di bilang lingkungan
hidup contohnya WWF (World Wildlife Fund)
Terakhir, adalah
seorang pegiat minat baca. Menurut UNESCO Indonesia merupakan negara dengan
minat baca yang sangat kurang, yaitu hanya 0,01 persen. Artinya bila ada 10.000
orang Indonesia, 1 di antaranya memiliki minat baca yang tinggi. Hal itu tentunya
membuat kita miris. Hal yang mendasari kenapa minat baca bangsa Indonesia
kurang adalah karena kurangnya akses taman baca dan sumber bacaan yang bermutu.
Dari situlah, komunitas seperti 1001Buku bersinergi untuk membangkitkan kembali
gairah minat baca rakyat Indonesia terutama bagi anak-anak. Seharusnya pula,
pemerintah lebih ambil bgian dalam peningkatan minat baca demi terselenggaranya
cita-cita proklamasi yaitu mencersdaskan kehidupan bangsa.
Sudah sepantasnya kita
sebagai bangsa yang berpikir haruslah berpikir maju demi kejayaan bangsa.
Kiatkan segala cara yang baik untuk menjadikan Indonesia benar-benar maju dalam
berbagai aspek kehidupan dengan termotivasi pahlawan di sekitar kita.
Daftar
Pustaka
Buku:
Zen,
Endi Suhendi dan Nelty Khairiyah. “Pendidikan
Agama Islam dan Budi pekerti”.2013.Jakarta:Pusat Kurikulum
dan Perbukuan.
Internet:
Ehmm bisa buat renungan gan :)
ReplyDeleteJiwa pahlawan tanpa tanda jasa. SIapapun bsa jadi pahlawan gan.
ReplyDeletepahlawan tuh harus begitu emng gan
ReplyDeletePahlawan emang harus dihormati gan karena jasa nya gak terbalas waktu.
ReplyDeletePahlawan memang guru dari segala guru
ReplyDeleteGuru adalah pahlawan pendidikan, terima kasih atas ilmu yang diberikan
ReplyDelete